- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
"Hati-hati di jalan." Begitu nasihat yang kerap disampaikan sebelum orang bepergian. Eh, benar saja. Kalau tidak hati-hati, bisa terjadi mabuk perjalanan.
Hari libur dan akhir pekan kerap dimanfaatkan untuk berlibur ke luar kota. Waktu 1-2 hari dapat dimanfaatkan untuk berbagi kesenangan dengan keluarga. Namun sayang, perjalanan ke tempat tujuan tak selalu menyenangkan, terutama kalau anak mengalami mabuk perjalanan. Anak tersiksa, orangtua repot.
Mabuk perjalanan disebabkan terganggunya sinyal-sinyal yang datang dan diserap oleh otak sebagai pusat pengolah informasi. Nah, informasi ini didapat dari berbagai indra tubuh. Misalnya, suara yang melalui telinga bagian dalam, pemandangan yang dilihat mata, dan tekanan pada kulit yang mencapai otot. Sistem di otak akan menerima paket informasi dari semua sinyal tersebut untuk selanjutnya memberikan gambaran/pemahaman mengenai lingkungan atau objek yang ditangkap. Demikian dijelaskan oleh dr. Endang Triningsih, Sp.A., dari RSAB Harapan Kita, Jakarta.
Bedanya, selama perjalanan arus datangnya sinyal-sinyal itu mengalami kekacauan. Bayangkan, otak mendapatkan sinyal secara bersamaan dari berbagai sumber. Saat kendaraan melaju, telinga akan menangkap deru mesin mobil, tubuh bergetar dan bahkan berguncang, sedangkan mata menangkap objek di jalan yang terus berganti secara cepat. Atau sebaliknya bisa saja, kebiasaan membaca di mobil membuat indra penglihatan anak mengirim sinyal yang justru diam. Informasi berlawanan antara bergerak dan diam ini diterima otak secara bersamaan dan menimbulkan kekacauan.
Sinyal yang bertubi-tubi inilah yang lantas mengganggu pusat keseimbangan di telinga bagian dalam (vestibular). Selanjutnya vestibular merangsang produksi zat histamin yang dikirim ke otak dan menimbulkan berbagai gejala mabuk. Segera setelah itu, mengalirlah keringat dingin, kepala terasa pusing dan berat, sakit kepala, mual hingga muntah.
Selain itu, ada beberapa pencetus lain yang menyebabkan timbulnya mabuk perjalanan. Salah satunya posisi duduk yang salah, yaitu berlawanan dengan arah perjalanan. Umumnya ini dialami dalam kendaraan yang kursinya saling berhadapan atau anak-anak yang tidak biasa duduk tertib. Sinyal yang salah datang ketika objek di kiri kanan jalan seperti pohon, sawah, tiang listrik, dan pejalan kaki "bergerak" menjauh. Kulit dan telinga berkata kepada otak, "Hei kita sedang bergerak ke arah utara," tetapi mata berkata lain, "Aku sedang bergerak ke arah selatan." Nah itu dia! Kekacauan penerimaan sinyal pun terjadi, anak lalu mual disusul muntah. Faktor keturunan, plus anak belum terbiasa bepergian jauh pun dapat memicu mabuk perjalanan. Kalau orangtuanya kerap mual dan pening selama perjalanan jauh, bakat ini kemungkinan diturunkan kepada anak. Namun, hal ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Kondisi daya tahan tubuh yang sedang lemah atau sedang sakit juga meningkatkan risiko mabuk. Saat itu, tubuh anak sedang lemah dan tidak tahan menerima perubahan-perubahan sinyal yang begitu cepat dan lama. Demikian juga saat perut anak kosong sebelum bepergian yang berarti kondisinya juga sedang lemah. Perut kosong membuat asam lambung "berteriak" dan berproduksi berlebihan. Asam ini lalu mengiritasi lambung dan menyebabkan mual.
Kursi kendaraan yang tidak nyaman, suspensi mobil yang keras, jalanan yang tidak mulus, cara mengemudi yang kasar, atau kapal dan pesawat yang naik turun diterpa gelombang ataupun awan tebal, semua ini menyebabkan guncangan yang tidak stabil pada tubuh. Sekali dua kali mungkin tak mengapa, tapi kalau terus-menerus, mana tahan. Obat-obatan antimabuk memang membantu, tetapi sebaiknya orangtua tidak sembarangan memberikannya kepada anak. Apalagi jika si kecil masih berusia di bawah dua tahun. Konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter.
TIPS MENCEGAH MABUK
* Hindari aktivitas membaca terlalu lama di perjalanan.
* Dengarkan alunan musik yang disukai. Musik yang tidak disukai atau dirasa membosankan juga dapat menimbulkan rasa mual. Volume tak perlu terlampau keras.
* Lakukan permainan atau kegiatan yang aman dan menyenangkan, seperti main tebak-tebakan, bernyanyi, dan bercanda.
* Dudukkan anak dengan posisi searah perjalanan. Ajari anak untuk melihat pemandangan di kejauhan seperti gunung atau hamparan sawah yang luas. Objek di kejauhan tidak "bergerak" secepat objek di tepi jalan, sehingga tidak memusingkan.
* Jika mobil memiliki tiga baris kursi, maka pilihlah baris kedua yang minim goncangan.
* Persiapkan kondisi tubuh anak dengan prima. Jika anak sakit, sebisa mungkin perjalanan jauh dan lama tidak dilakukan saat itu.
* Beristirahatlah sejenak di sela perjalanan panjang.
* Cukupi konsumsi air. Bawalah bekal buah atau jus yang rasanya segar. Air jahe dan gula juga membantu meredam mual muntah. Selain dalam minuman, jahe dalam biskuit dan permen juga cukup bermanfaat.
* Pastikan sirkulasi udara di kendaraan berjalan baik.
* Jauhkan asap rokok karena selain mengiritasi saluran pernapasan, juga membuat anak mual.
* Hindari makanan pedas dan berminyak sebelum dan selama perjalanan.
* Usahakan perut tidak terlampau kenyang.
Dikutip dari berbagai sumber.
Komentar
Posting Komentar
Trimakasih Anda telah menyimak tulisan ini, sebaiknya Andapun menyimak sumber tulisan melalui link yang tersedia dan jika berkenan silahkan memberikan tanggapan.