- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Hingga 30 tahun mendatang, isu energi masih menjadi fenomena global yang tak terhindarkan bangsa-bangsa. Amerika Serikat (AS) dan Eropa tidak lagi menjadi pemain dominan dalam perburuan sumber-sumber energi baru dan pemanfaatannya untuk kepentingan nasional mereka. Di awal abad ke-21 ini, kita menyaksikan bagaimana Cina ikut memperkeruh suasana, mengacaukan perdagangan komoditas global, dan menyusuri seluruh benua untuk merebut mineral dan tambang bawah tanah.
India pun tak ketinggalan meramaikan pasar yang semakin sumpek dan letih ini. Sebagai kekuatan baru ekonomi dunia, Cina dan India berkepentingan mengejar sumber-sumber energi sampai ke ujung dunia sekalipun. Minyak dan gas masih menjadi sumber utama pendorong pertumbuhan ekonomi negara-negara maju dan yang sedang tumbuh (emerging market).
Pertumbuhan ekonomi berarti tersedianya lapangan kerja yang luas bagi rakyat-rakyat mereka. Pertumbuhan mendorong masyarakat memiliki daya beli untuk memenuhi segala kebutuhan hidup mereka. Pertumbuhan pula yang menopang harmonisasi kehidupan sebuah negara, dalam pengertian stabilitas terjaga. Bagi Cina, mengerem pertumbuhan atau kehilangan sumber energi sama saja membangunkan konflik besar yang bisa memorak-porandakan Tirai Bambu menjadi berlapis-lapis kecil.
Menguasai sumber-sumber energi berdampak pada dimilikinya satu sumber kekuatan sebuah negara di mata dunia. Para ahli ekonomi politik global menyebut sejumlah syarat negara agar bisa muncul menjadi pemain utama dunia yang disegani segenap bangsa-bangsa, yang salah satunya penguasaan terhadap energi. Penguasaan energi dalam pengertian tidak hanya memiliki sumber-sumbernya, tetapi juga mengontrol pasokan, distribusi, dan pemasarannya.
Indonesia memiliki potensi menjadi bangsa yang disegani internasional, yang lahir bukan karena faktor demografi saja. Tetapi, selama kita tidak melakukan sesuatu yang berarti, peluang itu hanya berhenti sampai pada potensi. Sebaliknya, jika itu diwujudkan dalam penguatan sektor energi, misalnya, mimpi menjadi bangsa yang disegani dalam arti sesungguhnya bisa terwujud.
Energi menjadi salah satu faktor penting penentu upaya Indonesia untuk menyejahterakan seluruh rakyat, mengangkat harkat dan martabat bangsa, dan menjadi pemain berpengaruh dalam percaturan ekonomi politik global. Lucunya, ketika negara-negara lain berlomba menguasai energi, kita malah terlena untuk melupakan potensi itu. Kita telanjur menelanjangi sektor migas untuk kepentingan asing dan membonsai kekuatan dalam negeri untuk bisa bersaing.
Karena itu, kita berharap pemerintah membuat satu kebijakan energi yang bervisi global. Bukan sekadar kebijakan gali lubang tutup lubang. Ketika Cina sudah membangun pembangkit listrik minimal 1.000 MW, kita masih sibuk berdebat soal trafo listrik. Kebijakan energi itu harus mampu menjadikan bangsa ini sebagai pemain penting yang disegani dan menyejahterakan rakyat.
Sumber: Republika
India pun tak ketinggalan meramaikan pasar yang semakin sumpek dan letih ini. Sebagai kekuatan baru ekonomi dunia, Cina dan India berkepentingan mengejar sumber-sumber energi sampai ke ujung dunia sekalipun. Minyak dan gas masih menjadi sumber utama pendorong pertumbuhan ekonomi negara-negara maju dan yang sedang tumbuh (emerging market).
Pertumbuhan ekonomi berarti tersedianya lapangan kerja yang luas bagi rakyat-rakyat mereka. Pertumbuhan mendorong masyarakat memiliki daya beli untuk memenuhi segala kebutuhan hidup mereka. Pertumbuhan pula yang menopang harmonisasi kehidupan sebuah negara, dalam pengertian stabilitas terjaga. Bagi Cina, mengerem pertumbuhan atau kehilangan sumber energi sama saja membangunkan konflik besar yang bisa memorak-porandakan Tirai Bambu menjadi berlapis-lapis kecil.
Menguasai sumber-sumber energi berdampak pada dimilikinya satu sumber kekuatan sebuah negara di mata dunia. Para ahli ekonomi politik global menyebut sejumlah syarat negara agar bisa muncul menjadi pemain utama dunia yang disegani segenap bangsa-bangsa, yang salah satunya penguasaan terhadap energi. Penguasaan energi dalam pengertian tidak hanya memiliki sumber-sumbernya, tetapi juga mengontrol pasokan, distribusi, dan pemasarannya.
Indonesia memiliki potensi menjadi bangsa yang disegani internasional, yang lahir bukan karena faktor demografi saja. Tetapi, selama kita tidak melakukan sesuatu yang berarti, peluang itu hanya berhenti sampai pada potensi. Sebaliknya, jika itu diwujudkan dalam penguatan sektor energi, misalnya, mimpi menjadi bangsa yang disegani dalam arti sesungguhnya bisa terwujud.
Energi menjadi salah satu faktor penting penentu upaya Indonesia untuk menyejahterakan seluruh rakyat, mengangkat harkat dan martabat bangsa, dan menjadi pemain berpengaruh dalam percaturan ekonomi politik global. Lucunya, ketika negara-negara lain berlomba menguasai energi, kita malah terlena untuk melupakan potensi itu. Kita telanjur menelanjangi sektor migas untuk kepentingan asing dan membonsai kekuatan dalam negeri untuk bisa bersaing.
Karena itu, kita berharap pemerintah membuat satu kebijakan energi yang bervisi global. Bukan sekadar kebijakan gali lubang tutup lubang. Ketika Cina sudah membangun pembangkit listrik minimal 1.000 MW, kita masih sibuk berdebat soal trafo listrik. Kebijakan energi itu harus mampu menjadikan bangsa ini sebagai pemain penting yang disegani dan menyejahterakan rakyat.
Sumber: Republika
Komentar
Posting Komentar
Trimakasih Anda telah menyimak tulisan ini, sebaiknya Andapun menyimak sumber tulisan melalui link yang tersedia dan jika berkenan silahkan memberikan tanggapan.