Tempat Wisata di Malang

Asi

ASI adalah satu-satunya makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh bayi hingga ia berusia enam bulan. Jadi benar-benar ASI, tanpa campuran apapun termasuk air putih sekalipun!

Riset medis mengatakan bahwa ASI eksklusif membuat bayi berkembang dengan baik pada 6 bulan pertama bahkan pada usia lebih dari 6 bulan. Kekebalan paling besar diterima bayi saat dia diberikan ASI eksklusif.  Dan ASI memiliki kandungan *50+ faktor imunitas yang sudah dikenal*, dan mungkin lebih banyak lagi yang masih tidak diketahui.

Sejak lahir sampai usia antara empat sampai enam bulan, bayi memiliki apa yang biasa disebut sebagai "usus yang terbuka". Ini berarti bahwa jarak yang ada di antara sel-sel pada usus kecil akan membuat makromolekul yang utuh, termasuk protein dan bakteri patogen, dapat masuk ke dalam aliran darah.

Hal ini menguntungkan bagi bayi yang mendapatkan ASI karena zat antibodi yang terdapat di dalam ASI dapat masuk langsung melalui aliran darah bayi, tetapi hal ini juga berarti bahwa protein-protein lain dari makanan selain ASI (yang mungkin dapat menyebabkan bayi menderita alergi) dan bakteri patogen yang bisa menyebabkan berbagai penyakit bisa masuk juga.

Biasanya bayi siap untuk makan makanan padat, baik secara pertumbuhan maupun secara psikologis, pada usia 6 – 9 bulan. Bila makanan padat sudah mulai diberikan sebelum sistem pencernaan bayi siap untuk menerimanya, maka makanan tersebut tidak dapat dicerna dengan baik dan dapat menyebabkan reaksi yang tidak menyenangkan (gangguan pencernaan, timbulnya gas, konstipasi, dll).
 
Tubuh bayi belum memiliki protein pencernaan yang lengkap. Asam lambung dan pepsin dibuang pada saat kelahiran dan baru dalam 3 sampai 4 bulan terakhir jumlahnya meningkat mendekati jumlah untuk orang dewasa. Amilase, enzim yang diproduksi oleh pankreas belum mencapai jumlah yang cukup untuk mencernakan makanan kasar sampai usia sekitar 6 bulan. Dan enzim pencerna karbohidrat seperti maltase, isomaltase dan sukrase belum mencapai level oranga dewasa sebelum 7 bulan. Bayi juga memiliki jumlah lipase dan bile salts (garam empedu) dalam jumlah yang sedikit, sehingga pencernaan lemak belum mencapai level orang dewasa sebelum usia 6-9 bulan.

Menunda pemberian makanan padat memberikan kesempatan pada bayi agar sistem yang dibutuhkan untuk mencerna makanan padat dapat berkembang dengan baik.
Tips Sukses Menyusui Bayi Sambil Tetap Bekerja

Saat ini ada banyak ibu-ibu yang bekerja masih bisa sukses memberikan ASI eksklusif kepada bayi-bayinya bahkan ada juga yang bisa sampai anaknya berusia 2 tahun (saat ini pun saya masih bekerja dan menyusui bayi saya yang berusia 1,2 tahun).

Berdasarkan pengalaman pribadi dan tips dari sesama ibu-ibu bekerja yang menyusui anaknya, inilah beberapa hal penting untuk bisa menyusui bayi sambil tetap bekerja:
  1. Tekad dan keinginan dari sang ibu sendiri. Hal ini sangat penting, karena semuanya harus dimulai dari tekad sang ibu untuk mau menyusui secara eksclusif selama 6 bulan dan dilanjutkan hingga anak berusia 2 tahun.
  2. Mempelajari situasi di kantor/tempat kita bekerja. Misalnya: apakah tersedia tempat yang cukup layak & privat untuk kita memompa ASI selama jam kerja, dan apakah tersedia lemari es untuk menyimpan ASI. Kalau hal-hal tersebut tidak ada maka kita dapat menyiasatinya dengan membawa coller bag dan memompa di ruangan yang cukup tertutup (dapat dikunci), misalnya ruang arsip.
  3. Pelajari teknik memerah ASI dengan baik, dan pakailah teknik yang dirasa nyaman dan menyenangkan bagi ibu. Saat ini teknik memerah ASI dapat dilakukan dengan 3 (tiga cara) yaitu: memerah manual menggunakan tangan, memerah dengan menggunakan pompa manual dan memerah menggunakan pompa listrik. Setiap teknik memiliki kelebihan dan kekurangan, dan pilihan ini tergantung pada kenyamanan ibu masing-masing. (Hal ini akan saya bahas di artikel selanjutnya).
  4. Siapkan cooler bag atau termos yang digunakan untuk membawa ASI selama perjalanan dari kantor menuju rumah (jumlah es atau dry ice yang digunakan dapat disesuaikan sesuai waktu tempuh perjalanan pulang).
  5. Pada saat cuti melahirkan akan berakhir, ajarkan bayi kita untuk minum ASI menggunakan sendok atau gelas bayi. Jika masih kesulitan, dapat menggunakan botol bayi (ini merupakan alternatif terakhir karena pada beberapa bayi, penggunaan botol dengan nipple dapat menyebabkan bayi menjadi ‘bingung puting’). Tapi banyak pula bayi yang tidak bermasalah pada saat dia harus minum ASI menggunakan botol ataupun menyusu langsung pada ibunya.
  6. Ajarkan kepada pengasuh bayi bagaimana cara memberikan ASI pada bayi, bagaimana menyimpan dan memanaskan ASI, dan tidak lupa beritahu jadwal pemberian ASI (namun tidak harus terpaku pada jadwal, karena sebaiknya berikan ASI kapanpun bayi mau).
  7. Pada saat memerah ASI, selalu menggunakan peralatan dan tangan yang bersih untuk menghindari ASI tercemar bakteri. Untuk menanpung ASI gunakan botol dari kaca atau plastik khusus untuk menampung ASI dan jangan lupa memberi label pada tiap botol ASI yang berisi tanggal dan jam kita memerah.
  8. Carilah dukungan dari teman-teman khususnya teman kerja, orang tua atau pun suami kita, supaya mereka dapat mengingatkan ataupun menghibur kita disaat ada kalanya kita ’berat’ menjalani masa ASI eksklusif ini.
Sumber: mediasehat.com

Komentar